Kisah Pertemuan dan Kedekatan Para Kiai dan Santri dengan Nabiyullah Khidir AS

Post a Comment


Disalah satu ponpes di Jombang ada seorang Santri yang ingin membuktikan untuk bertemu dengan Nabi Khidir secara yadho' (sadar) bukan dengan mimpi dan dia mendatangi kia pemimpin pondok dan mengutarakan maksud hatinya kepada yai.

Mbah Yai terdiam dan berkata;" Le awakmu nek kepingin kepetthuk Nabi khidir mengko Sholat Jumat awakmu nang masjid sing awal-awal lan mulih sing paling akhir yo, lakoni riyadhoh iku 41X sing istiqamah gak oleh kepeddot meskipun siji jum'at(Kamu kalau ingin bertemu dengan Nabi Khidir Syaratnya harus datang sholat Jumat harus datang pertama kali sebelum ada orang yang datang dan pulang dari masjid yang paling akhir sesudah semua orang pulang dari masjid lakukan itu 41x jumat tanpa ada 1 jumat pun yang terlewat)

"Engkuk nek mari 41x jumat (jumat terakhir) awakmu kepetthuk karo wong terakhir lewat nang masjid awak salaman ambek wong iku yo le" (Nanti kalo sudah sampai pada sholat jumat yang ke 41 atau jumat yang terakhir, ketika kamu keluar dari masjid ketemu dengan orang yang lewat di depan masjid siapa saja orang yang tidak kamu kenal kamu salaman ya dengan dia)

Jawab Santri: Inggih Yai (pakai bahasa jawa agak susah jadi cerita lebih baik ditranslate langsung kedalam bahasa indo aja biar tidak kebingungan)

Akhirnya sang santri melanjutkan riyadhohnya dengan melakukan sholat Jumat datang paling Awal (sebelum masjid dia sudah datang duduk di serambi masjid) dan Pulang Paling Akhir (setelah masjid ditutup) beliau lakukan dengan Istiqamah jika di kalkulasi maka waktu yang dia lakukan (1 bulan = 5 jumat maka 41 jumat = 8 bulan lebih 1 jumat)

Setelah Jumat yang ke 41x dia datang kepada mbah yai ingin memberitahu bahwa riyadhoh dia sebentar lagi akan berakhir dan ingin meminta Nasehat

Mbah Yai: "Sekarang adalah jumat yang terakhir nanti sepulangnya dari masjid ketika kamu bertemu dengan orang Asing Yang tidak di kenal kamu jabat tangannya dan bersalaman minta doa' darinya ya"

Santri : "Iya mbah"

Singkat Cerita setelah Pulang dari Masjid dia menunggu orang yang terlihat Alim dan Aneh yang tidak di kenal, hanya saja yang ditunggu tidak datang kebetulan lewat penjual Gado2 yang sedang menjajakan Dagangannya.Akh
­irnya Pulanglah dia dengan kecewa sambil bertanya-tanya apa maksud mbah yai menyuruhnya menunggu bersalaman denganorang yang tidak dikenal

Mbah Yai : "Gimana sudah ketemu dengan Nabi khidir" ?

Santri: "Belum Yai Nabi Khidirnya tidak datang, yang ada kebetulan lewat orang penjual gado2 yai"

Mbah Yai: " Cung Jumat Depan --Jumat yang ke 42 kamu lakoni riyadhoh kamu tetap seperti biasanya ingan ketemu dengan orang yang paling akhir kamu temui dari masjid siapa saja kamu jabat tangannya ya dan bersalama"

Santri : "Iya Mbah"

Pada Jum'at yang ke 42
Sang Santri tetap seperti biasa melanjutkan riyadhohnya Duduk di serambi masjid seperti biasa menunggu semua jema'ah bubar

"Ketika beliau asyik menunggu dan dengan waspada meliahat di sekeliling masjid, akhirnya tampak dari kejahuan seorang China laki-laki yang memakai celana Pendek berjalan menuju ke arah dirinya,
Muncullah Gejolak dalam dirinya apakah dia harus bersalaman dengn beliau seperti perintah dari gurunya ataukah membiarkannya begitu saja "
Santri: " Tidak mungkin orang cina ini Nabi Khidir dia itu orang China Nabi Khidir" (Orang China kebanyakan pada saat itu beragama Budha atau konghucu) karena tidak mendapat respon Orang cina tersebut segera berlalu. Lebih baik saya Pulang Saja
(Nafsu telah mengalahkan ketaatannya pada sang guru rupanya, pulanglah santri dengan langkah gontai dengan kecewa dengan berbagai macam prasangka kepada Gurunya terutama sekali kepercayaan beliau kepada mbah yai sudah berkurang)

Setelah pulang dari masjid masuklah beliau menemui mbah Yai di rumahnya (Ndalem)

Mbah Yai: "Piye Cung , sudah ketemu dengan Nabi Khidir?"

Santri: "Mboten yai, tidak ketemu dengan nabi khidir ketemunya setelah pulang bertemunya dengan orang cina pake kolor / celana Pendek yai"

Mbah Yai: " Ingat Jumat ke 43 ---- Jumat terakhir kamu tetap riyadhoh seperti biasa ingat ketemu dengan orang siapa saja kamu salaman minta do'a dari dia, jangan nafsu dan prasangka mu mengalahkan ketaatanmu kepada diriku cung, Kalo kamu tidak taat kepada nasehat dan perintahku maka selamanya kamu tidak bertemu dengan nabi khidir, Wis Berangkatlah Cung "

Santri: "Inggih Yai" (iyah Kiai)

Jumat Yang Ke 43 Singkat cerita)
Sang Santri menunggu di serambi masjid dengan sabar sambil mengingat pesan sang guru (jika dia tidak patuh dan berprasangka buruk maka dia tidak akan bertemu dengan nabi khidir)

Tiba2 terlihat dari jauh pengemis berpakaian compang camping yang berbau tidak enak yang dikerubungi lalat yang berjalan tertatih-tatih.

Kaget melihat pemandangan tersebut sontak sang santri turun dari serambi mesjid berlari mengejar sang pengemis dan berusaha menghentikan sang pengemis.

Santri: Mbah2 berhenti mbah berhenti mbah berhenti
(tanpa ba bi bu dia bersalaman mencium dan memegang tangan pengemis yang penuh luka (luka koreng) tanpa rasa jijik sedikitpun

Pengemis / Nabiyullah khidir (Dengan tenang) :" Ono opo nduk awakmu kate ketemu karo aku (Ada apa nak kamu ingin bertemu dengan diriku)"

Santri: "Oh Nabiyullah Khidir ada yang ingin saya tanyakan dan Ada yang ingin Anda doakan kepada diriku?'

Pengemis / Nabiyullah khidir: "Silahkan?"

Santri: "Wahai Nabiyullah telah lama saya menunggu Anda 42 Jumat Saya menunggu Anda tetapi mengapa Anda tidak menemui saya'?"

Pengemis / Nabiyullah khidir : " Bukankah guru yaimu berpesan untuk bersalaman dengan setiap orang yang kau temui terakhir kali setelah selesai sholat Jumat, Bukankah Gurumu menyuruhmu secara tidak langsung untuk menemui dan bersalaman meminta do'a kepada penjual Gado2 dan Orang Cina memakai kolor/celana pendek"? Nafsu dan prasangkamu kepada Mbah Yai mu telah mengalahkan bashirah (mata hati) mu sehingga terhijab dari diriku'

Santri: " Anda Betul wahai Nabiyullah Khidir", Wahai Nabiyullah berdoalah Anda kepada Allah tentang diriku, karena Do'amu adalah Istijabah nabiyullah?

Pengemis /­ Nabiyullah khidir : " Baiklah Apa permintaanmu, ingin kekayaan,sebutkan­ saja'? Apa yang harus aku mintakan do'a kepada Allah

Santri : ' Wahai Nabiyullah Saya Hanya ingin Anda mendoakan saya mendapat kebaikan dan dilindungi dari segala keburukan di dunia dan akhirat (do'a sapu jagad)

Pengemis / Nabiyullah khidir : " Baiklah akan saya do'akan agar engkau mendapat kebaikan dan dilindungi dari segala keburukan di dunia dan akhirat"

Sang Santri akhirnya pulang / kembali ke pondok

Sang Santri kembali kepondok dan langsung kedalem (rumah mbah yai) untuk menceritakn pengalaman supra yang telah dialaminya kepada mbah yai, dan langsung disambut oleh beliau:

Mbah Yai : "Cung piye wis ketemu karo nabi khidir awakmu minta di dunga'no opo ae karo nabi khidir?"
Santri: "(dengan keheranan dan dengan perasaan bersalah) Inggih Yai Kulo nyuwun pangapunten ingkang katah sanget, (iya Kyai saya telah bertemu dengan beliau (Nabi Khidir) ) saya meminta maaf kepada kyai karena tidak menuruti perintah yai pada jumat ke 41 dan ke 42) Kulo boten nyuwun nopo2 kunyo nyuwun di dunga'no selamet dunia maring akhirat mawon (Saya tidak minta harta kyai hanya ingin di doakan selamat dunia akhirat saja tidak lebih)

Mbah Yai: " Cung Awakmu sesuk metu yo teko pondok, wis dak usah mulang maneh nang kene, awakmu ngaweo pondok yo"(Cung mulai besok kemasi barang2 mu dari pondok, kamu keluar dari pondok dan berdakwahlah kamu di daerah asalmu)"

Santri : "Ingih yai Kula laksanaaken perintahipun panjenengan (iya kyai perintah saya laksanakan)"

Catatan Penulis : Sampai Akhir Ayah saya meninggal saya belum sempat bertanya kepada beliau siapa kyai dari jombang tsb. Besar Prasangka saya kemungkin beliau antara KH.Hasyim Asyari atau mungkin saja Mbah Wahab Hasbullah yang mana keduanya adalah murid Mbah Kholil Bangkalan Al Madury yang juga terkenal dekat dengan Nabiyullah Khidir as.
ainuxs
catatan2 yang mungkin bermanfaat suatu hari nanti....

Related Posts

:

Subscribe Our Newsletter