cerita KESAKTIAN gus duloh...

Post a Comment
Tepat nya Malam itu malam Jumat Kliwon. Penduduk desa beramai-ramai mendatangi sebuah pohon besar yang tumbuh di tepi sungai. Laki-laki, perempuan, tua, muda, datang membawa barang-barang yang akan digunakan untuk ‘sesajen’. Ada nasi tumpeng dengan ayam panggang, rokok Djarum Coklat, kembang setaman, ayam cemani hitam mulus, kemenyan, dan lain-lain. Sepertinya setan dan kroni2nya telah merasuk ke dalam jiwa dan membelenggu hati mereka dengan keyakinan bahwa pohon besar itu dihuni oleh makhluk halus yang bisa mengabulkan semua keinginan mereka.
Sehingga mereka datang memuja-muja makhluk penunggu pohon seraya menyebutkan keinginannya. Ada yang ingin kaya, ada yang ingin gampang jodoh, ada yang ingin laris dagangannya. Ada juga yang ingin menanyakan berapa nomor ‘togel’ yang akan keluar.

Iblis semakin bersorak gembira karena pengikutnya semakin lama semakin banyak. Lain halnya dengan GUS DULOH seorang tokoh agama yg masih muda di desa itu semakin jengah dengan kemusyrikan yang dilihatnya setiap hari.

“Kasihan. Mereka tidak tahu bahwa iblis telah memperdaya mereka. Mereka akan dijadikan teman iblis dalam neraka. Aku tidak boleh tinggal diam. Satu-satunya cara adalah menebang pohon itu. Aku harus menebang pohon itu!” batin GD.
Selesai shalat Subuh, GD mengayunkan kaki dengan memanggul kapak besar di pundaknya menuju tempat pohon besar itu berada. Iblis yang sengaja tinggal di pohon itu tiba-tiba terperanjat, matanya silau dengan kilauan logam kapak GD yang ditimpa sinar matahari pagi.

“Hah??? Ada orang membawa kapak mendatangi pohonku? Gawattttttttt....!!! Hawanya lain.
Dia orang yang berilmu. Aku harus waspada!” batin Iblis.

Atas kehendak Allah, GD yg waskita memiliki kemampuan melihat dan berbicara dengan makhluk halus. Sehingga dengan mudah ia dapat berkomunikasi dengan penunggu pohon itu.

“Hai Iblis, pergilah! Aku akan menebang pohon ini karena telah banyak menyesatkan manusia,” teriak GD

“Aku tidak akan membiarkanmu menebang pohon ini,” sahut Iblis.

“Tidak peduli! Aku akan menebangnya,” jawab GD.

Tiba-tiba Iblis mencekik leher GD Tak mau kalah, sementara dg tenang GD memegang tanduk Iblis. Perkelahian tidak bisa dihindarkan. Keduanya bergumul saling banting. Cukup lama keduanya berkelahi sampai akhirnya GD membanting Iblis hingga tersungkur ke tanah, dadanya diinjak. Iblis tak berkutik lagi.

“Baiklah.. Aku kalah. Aku tidak akan menghalangimu lagi menebang pohon ini,” ujar Iblis.
GD lalu melepas Iblis dan membiarkannya pergi. Namun ia merasa sangat lelah tenaganya terkuras habis dalam perkelahian tadi. Jangankan menebang pohon, mengayunkan kapak pun rasanya sudah tidak kuat lagi. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang beristirahat. Ia berharap esok hari dapat menebang pohon dengan kondisi yang segar.

Keesokan harinya, GD kembali memikul kapak dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Namun tak disangka-sangka, Iblis kembali datang menghalangi sehingga terjadilah perkelahian yang lebih seru dari sebelumnya. Lagi-lagi Iblis dibuat bertekuk lutut di kaki GD dan berjanji tidak akan menghalangi lagi. Karena kehabisan tenaga, GD tidak mampu menebang pohon saat itu. Ia kembali pulang beristirahat untuk memulihkan tenaganya. Ia akan menebang pohon itu esoknya.

Pagi-pagi, GD kembali memanggul kapak. Dari kejauhan ia kembali melihat Iblis sedang berdiri bersandar di pohon. Raut mukanya kali ini tidak beringas seperti dua hari sebelumnya. Iblis yakin bahwa tidak mungkin bisa mengalahkan manusia yang kuat aqidahnya dengan cara bertarung fisik. Satu-satunya cara adalah dengan menggunakan ‘tipu daya’. Dengan lemah lembut Iblis berkata :
“ampuun gus.. Tahukah kau mengapa aku mencegahmu untuk menebang pohon itu? Aku khawatir dan kasihan kepadamu. Walaupun pohon itu sudah ditebang, belum tentu mereka akan sadar. Bahkan mereka akan membencimu dan mencari pohon lain untuk disembah. Sia-sia kan usahamu?
Nah, karena kau telah mengalahkan aku, sekarang aku ingin membantumu memberantas kemusyrikan di desa ini. Sementara jangan tebang dulu pohon itu. Aku akan memberimu uang lima juta setiap hari. Dengan uang itu hidupmu akan tercukupi. Kau juga bisa membagi-bagikan uang itu kepada orang-orang duafa. Kau bisa membangun masjid yang indah sehingga orang-orang menaruh simpati kepadamu dan kau bisa lebih mudah mengajak mereka kembali beribadah kepada Allah. Bukankah tujuanmu mengajak sebanyak-banyaknya orang agar mau beribadah kepada Allah?” loby Iblis.
Dan dg uang itu Gus juga bisa nikah dg 2 atau 3 istri lho .... tutur iblis dg senyum termaniz.

GD merasa apa yang diucapkan Iblis itu masuk akal. Tipu daya Iblis telah merasuk ke dalam benaknya.
GD berharap memerangi kemusyrikan dengan cara persuasif, pendekatan secara halus, akan membuahkan hasil daripada dengan cara yang frontal. ibarat pepatah "kecekel iwake banyune tetep bening" .... hmmmm GD merenung sambil manggut2.
“Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang yang kau janjikan itu? Apakah perkataanmu bisa dipercaya?” tanya GD kepada Iblis.

“Lihat saja besok pagi di bawah matamu...., eh bantalmu. Kalau ndak ada, kau boleh menebang pohon itu.”

“Baiklah. Tapi awas kalau ingkar janji, kau tidak akan bisa menghalangiku menebang pohon itu,” ancam GD

GD pulang ke rumahnya sambil berangan-angan bahwa besok pagi ia akan mendapatkan uang lima juta di bawah bantal. Keesokan harinya dengan hati berdebar GD membuka bantalnya.

“Haahh? Uang seratus ribuan? Lima puluh lembar???” sontak GD kaget.

Walau begitu GD masih ragu apakah uang itu asli atau palsu. Ketika ia mencoba membelanjakan uang tersebut ternyata asli. Para pedagang menerima pembayaran uang itu.

“Alhamdulillah.. Aku akan membagi-bagikan pada fakir miskin. Bukankah besok aku dapat uang lagi,” batin GD
GD yg semula sibuk menghitung biji tasbeh (dzikrulloh) kini mulai sibuk menghitung uang yang ia terima lima juta setiap hari. Rencana-rencana pun mulai ia susun dg rapi.

“Tiga hari lima belas juta. Sebulan seratus lima puluh juta. Aku akan beli mobil, motor, membangun rumah dan membangun masjid terindah di desa ini, dan dg mudah punya istri 3”. GD berkhayal.

Menjelang tidur angan-angan Pak Kyai berkelana. Ia membayangkan masjid yang dibangunnya dipenuhi orang-orang untuk beribadah. Mereka berebut menyalami dan berfoto dengannya, mengelu-elukan Kyai kaya yang dermawan plus punya bidadari sorga yg aduhaii ....
GD tertidur pulas dengan senyum tersungging.
Sementara Iblis menari-nari karena telah berhasil menjebak GD.
mampuss loe ...!!! whahahahaha

Di suatu pagi, GD terkejut manakala di balik bantalnya tidak ada lagi uang sama sekali.

“Mana uang itu ??? wahh waaaaahh Betul-betul tidak bisa dipercaya. Dasar Iblis!!!
Kurang ajar dia berani bohongin saya. Kutebang saja pohon itu. Biar tau rasa!!!”

Dengan muka merah padam menahan amarah, GD bergegas menuju pohon besar itu.

“Kali ini tidak ada kompromi,” kata GD dalam hati.
“Mau kemana gus ?” sapa Iblis .

GD terkejut mendengar sapaan Iblis.

“Aku mau menebang pohonmu. Minggir!”

“Tak akan kubiarkan. Ayo hadapi aku!” tantang Iblis.

Perkelahian antara GD dan Iblis tidak terelakkan lagi. Keduanya sama-sama mengeluarkan jurus-jurus andalan.
Satu jam berkelahi GD mulai kewalahan menahan serangan-serangan Iblis. Ia pun tersungkur bertekuk lutut di bawah kaki Iblis. Ia berteriak-teriak minta ampun, tetapi Iblis terus menginjak dadanya. Dengan congkak Iblis berkata, “Hai manusia bodoh, mana kekuatanmu?”

“Hai Iblis! Kenapa sekarang kau bisa mengalahkan aku?” kata GD terkejut.

“Wkakakakakaa.... Kali ini kau ingin menebang pohon gara-gara tidak ada uang di bawah bantalmu. Ketika kau marah karena membela hukum atau aqidah Tuhanmu, maka kau berada dalam genggaman Allah sehingga aku tidak bisa mengalahkanmu. Tapi ketika kau marah karena mengikuti hawa nafsu demi kepentingan dirimu sendiri, maka kau lepas dari genggaman Allah. Kau bagai kambing congek yang tak di pedulikan ditinggalkan oleh gembalanya karena asyik terpikat menikmati rumput yang hijau. Maka leluasa lah ku mengalahkan kamu whahahahahahaa.
Lekas Pergi loe ...!! Jangan ganggu pohonku lagi!” hardik Iblis....
--------+++++++------------
ainuxs
catatan2 yang mungkin bermanfaat suatu hari nanti....

Related Posts

:

Subscribe Our Newsletter