Seorang laki-laki paruh baya, suatu
ketika lewat di depan sebuah masjid. Kebetulan di dalam masjid, sedang
dilangsungkan tabligh akbar. Seorang Ustad muda, nampak berada di atas
mimbar. Dengan menggebu-gebu, Ia menyampaikan banyak hal, salah satunya
tentang tema karomah.
” Banyak cerita, para kekasih Allah
yang lantaran karomahnya, wali tadi bisa berjalan mengambang diatas air,
ada juga yang bisa terbang ke awang-awang, nglempit bumi juga bisa,
merekalah orang-orang hebat” tandas Ustad muda
Hadirin tampak terpaku mendengar setiap
keterangan sang Ustad. Mereka tak beranjak dari tempat duduknya hingga
acara tabligh usai.
Dan setelah sekian menit berlalu, acara
di masjid itupun ditutup. Sebelum mengucap salam , Ustad muda berdoa dan
hadirin pun mengamini.
Satu persatu hadirin pun mulai
meninggalkan masjid. Berbeda dengan lelaki paruh baya yang sejak tadi
berada di teras masjid. Ia bermaksud menunggu keluarnya Ustad muda untuk
sekedar mengajak berbicara.
Usai disalami oleh beberapa hadirin,
Ustad muda pun bergegas untuk keluar dari masjid untuk pulang. Tapi
tanpa dinyana, baru sampai di teras masjid, langkahnya tertahan oleh
sapaan salam.
” Assalamu’alaikum Ustad”
” Wa’alaikumussalam, masyaAllah Kiai”
ustad muda terkejut, Ia tak menyangka Kiainya di Pesantren bisa berada
di tempat itu. Ia segera menyalami gurunya.
“Nak, nak,…. seorang yang bisa terbang itu biasa, wong burung saja bisa terbang. Seorang yang bisa berjalan diatas air itu biasa, wong ikan pun bisa melakukan, bahkan menyelam di air pun ikan bisa. Apalagi seorang bisa nglempit bumi, itu tidaklah hebat, syetan musuh orang beriman itu secepat kilat bisa melakukannya” Sang Kiai langsung berbicara.
Ustad muda, yang ternyata santri pak
Kiai ini pun segera mafhum dengan maksud pembicaraan Kiainya. Ia
menunduk sadar telah melakukan kesalahan saat berbicara di atas podium
tadi.
” Orang hebat dizaman ini, bukanlah
orang yang bisa melakukan berbagai hal-hal diluar nalar kebiasaan, tapi
orang yang disatu saat memiliki atau bahkan berkelebihan harta, tapi
disaat lain ketika harta itu raib dan hilang tanpa jejak, hatinya tak
sedikitpun peduli, dan bahkan berkata “alhamdulillah”, orang-orang
inilah yang layak disandangi orang hebat karena mereka memiliki sifat
Zuhud” jelas Pak Kiai.
: